Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Ramadan Bulan Taqarrub

KH Husin Naparin Lc MA

DALAM surah Al-Baqarah ayat 183 sampai 187, Allah SWT berbicara panjang lebar tentang puasa (shaum atau shiam). Di tengah-tengah pembicaraan tentang puasa tersebut diselipkan suatu statement:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada-mu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS Al-Baqarah ayat 186).


Lihat ‘Afif ‘Abdul Fattah Thobbarah, Ruh Ad-Din Al-Islamy, hal 257), dengan demikian kita dapat berkata bahwa bulan Ramadan adalah bulan taqarrub, untuk pendekatan diri kepada Allah SWT.


Ketika Rasulullah SAW berbicara tentang keagungan dan keberkahan Ramadan, ia permaklumkan bahwa di bulan itu terdapat satu malam yang beribadah padanya bernilai lebih baik dari seribu bulan (+ 82 tahun), itulah malam Al-Qadar; ganjaran yang dianugerahkan Allah SWT ini memotivasi seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah yang ia lakukan.

Suatu taqarrub pada Ramadan adalah puasa yang diwajibkan dan salat malam yang disunatkan. Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan suatu kebaikan yang dianjurkan, ganjarannya sama dengan ganjaran ibadah fardhu di luar Ramadan dan melaksanakan ibadah fardhu bulan Ramadan sama dengan anjaran tujuh puluh fardhu di luar Ramadan.

Membukakan orang yang berpuasa mendapatkan keampunan dosa-dosa dan kebebasan dari neraka, disamping mendapatkan pahala puasa sebanyak orang yang ia bukakan kendati hanya dengan sebiji kurma dan secercah susu (minuman), sedangkan pahala orang yang ia bukakan itu tidak dikurangi sedikitpun.

Meringankan pekerjaan pesuruh mendapatkan ganjaran kebebasan pula dari neraka. Rezeki orang beriman pada Ramadan dilapangkan, sehingga seyogianya orang beriman pada bulan ini meluaskan kedermawanan.

Rasulullah SAW menganjurkan empat perkara untuk dikerjakan di dalam Ramadan. Mengulang-ulang syahadat dan istigfar, dua hal ini dapat merebut redha dan senangnya Allah SWT. Dua hal berikutnya, seyogianya dilakukan oleh seorang beriman, yaitu meminta surga dan minta lindungi diri dari neraka.

Dua hal pertama bermakna memprogramkan diri untuk mempertebal iman, dan menghapuskan dosa-dosa dengan memohon ampun kepada Allah SWT. Meminta surga bermakna melatih diri untuk beramal dengan amalan ahli surga, dan minta jauhkan diri dari neraka bermakna menghindarkan diri dari amal yang menyeret seseorang ke dalam neraka.

Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi : “Di antara hamba-Ku ada yang mendekatkan diri kepadaku dengan amalan-amalan sunat sehingga Aku mencintainya, sehingga Aku menjadi pendengaran (telinga)nya yang dengannya ia mendengar, Aku menjadi penglihatan (mata)nya yang dengannya ia melihat; Aku menjadi lisan (lidah)nya yang dengannya ia berbicara, dan aku menjadi qalb (hati)nya yang dengannya ia memahami. Apabila ia berdoa niscaya aku kabulkan, jika ia meminta aku beri dan jika ia memohon pertolongan niscaya aku tolong. Dan ibadah yang paling aku cintai ialah ibadah (amalan) yang dikerjakan hanya untuk-KU.” (HR Tabrani dari Abu Umamah).

Dalam hadits qudsi yang lain Allah SWT berbicara pula: “Tiada cara yang dapat mendekatkan seorang hamba dengan Aku selain dengan mengamalkan perintah-Ku yang fardhu (wajib); dan setelah itu ia mengerjakan amalan-amalan sunat sehingga Aku mencintainya, Aku menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan, Aku menjadi tangannya yang dengannya ia memukul, Aku menjadi telinganya yang dengannya ia mendengar, dan Aku menjadi hatinya yang dengannya ia memahami. Jika ia meminta kepada-ku niscaya ia Aku beri, dan jika ia memanjatkan do’a niscaya Aku kabulkan.” (HR Ibnu Sunni dari Maimudah).

Mari dekatkan diri kepada Allah SWT di bulan Ramadan dengan mengamalkan ibadah fardhu dan ibadah sunat. (*)


Sumber : http://banjarmasin.tribunnews.com/2012/08/10/ramadan-bulan-taqarrub

Post a Comment for "Ramadan Bulan Taqarrub"